STOCKHOLM - Seorang mantan istri dari pemimpin ISIS, Abu Bakar Al-Baghdadi, mengaku heran dengan perubahan dari pria itu. Mantan istri mengatakan, Baghdadi dulunya dosen dan pria normal tapi kini jadi pemimpin teroris ISIS yang paling dicari dunia.
Mantan istri Baghdadi yang memberikan pengakuan itu bernama Saga al-Dulmaimi. Dari pengakuannya itu pula terungkap Baghdadi memiliki tiga istri dan beberapa anak.
Dulmaimi memiliki seorang anak perempuan dari pemimpin Islamic State (ISIS) itu. Dia menikah dengan dengan Baghdadi tahun 2008 yang saat itu profesinya sebagai dosen di sebuah universitas yang mengajar ilmu agama dan syariah.
Dalam sebuah wawancara dengan media Swedia, Expressen, Dullmaimi yang telah melarikan diri dari Suriah, mengatakan bahwa dia tidak tahu tentang ambisi dari mantan suaminya.”Saya menikah dengan pria normal, seorang dosen universitas. Pada saat itu namanya Hisham Mohammad,” katanya.
Versi Forbes, Baghdadi menduduki peringkat 57 sebagai orang paling berkuasa di dunia.”Dia adalah seorang kepala keluarga. Dia pergi bekerja dan pulang ke keluarganya,” kata Dulmaimi, yang dilansir IB Times, Jumat (1/4/2016).
”Dia bahkan tidak ambil bagian dalam gerakan perlawanan. Bagaimana dia kemudian menjadi Emir dari organisasi teroris yang paling berbahaya di dunia adalah sebuah misteri bagi saya,” ujar Dulmaimi mengungkap keheranannya.
Baghdadi muncul sebagai pemimpin ISIS pada tahun 2013. Oleh Amerika Serikat (AS) nyawanya dihargai USD10 miliar. Dia telah dituduh melakukan beberapa perkosaan terhadap perempuan serta meningkatkan budaya perbudakan seksual di antara militannya.
Dulmaimi mengatakan bahwa dirinya dibesarkan di Irak dan menikah seorang “pengkhotbah jihad” setelah suami pertamanya tewas saat memerangi tentara Amerika. ”Dia mencintai anak-anak,” kata Dulmaimi mengacu pada sosok Baghdadi.
“Dia idola mereka. Dia adalah orang yang sangat baik dalam hal itu, tapi hubungan saya dengan dia adalah dangkal,” ujarnya.
Dia mengklaim bahwa dirinya tinggal dengan istri dan anak-anak Baghdadi yang lain. Namun, setelah hamil Dulmaimi memutuskan untuk meninggalkan Baghdadi.
”Saya meninggalkannya, ya, Anda bisa mengatakan bahwa saya melarikan diri dari dia. Itu tidak ada hubungannya dengan dia sebagai sosok pribadi, saya tidak senang saat dia tidak adil pada istri pertamanya, dia sangat marah. Itu mengapa saya meninggalkannya,” kata Dulmaimi.
”Saya tidak mencintainya. Dia adalah orang yang penuh teka-teki. Anda tidak bisa berdiskusi atau mengadakan percakapan normal dengan dia,” paparnya.
Otoritas keamanan Suriah telah diduga Dulmaimi sebagai teroris dan percaya bahwa ayahnya adalah pemimpin kelompok Al-Nusra. Setelah melarikan diri dari Baghdadi, dia dipenjara di Suriah dan di Libanon.
Dia tukar tahanan dengan tentara Libanon pada bulan November 2015 dan sekarang tinggal dengan suaminya seorang warga Palestina di sebuah lokasi rahasia. Dia selalu waspada pada Baghdadi yang mungkin mencoba untuk menculik putrinya, Hagar, yang ingin melakukan perjalanan ke Eropa untuk belajar. Selama wawancara, Dulamimi mengecam serangan ISIS di Paris dan Brussels.
Mantan istri Baghdadi yang memberikan pengakuan itu bernama Saga al-Dulmaimi. Dari pengakuannya itu pula terungkap Baghdadi memiliki tiga istri dan beberapa anak.
Dulmaimi memiliki seorang anak perempuan dari pemimpin Islamic State (ISIS) itu. Dia menikah dengan dengan Baghdadi tahun 2008 yang saat itu profesinya sebagai dosen di sebuah universitas yang mengajar ilmu agama dan syariah.
Dalam sebuah wawancara dengan media Swedia, Expressen, Dullmaimi yang telah melarikan diri dari Suriah, mengatakan bahwa dia tidak tahu tentang ambisi dari mantan suaminya.”Saya menikah dengan pria normal, seorang dosen universitas. Pada saat itu namanya Hisham Mohammad,” katanya.
Versi Forbes, Baghdadi menduduki peringkat 57 sebagai orang paling berkuasa di dunia.”Dia adalah seorang kepala keluarga. Dia pergi bekerja dan pulang ke keluarganya,” kata Dulmaimi, yang dilansir IB Times, Jumat (1/4/2016).
”Dia bahkan tidak ambil bagian dalam gerakan perlawanan. Bagaimana dia kemudian menjadi Emir dari organisasi teroris yang paling berbahaya di dunia adalah sebuah misteri bagi saya,” ujar Dulmaimi mengungkap keheranannya.
Baghdadi muncul sebagai pemimpin ISIS pada tahun 2013. Oleh Amerika Serikat (AS) nyawanya dihargai USD10 miliar. Dia telah dituduh melakukan beberapa perkosaan terhadap perempuan serta meningkatkan budaya perbudakan seksual di antara militannya.
Dulmaimi mengatakan bahwa dirinya dibesarkan di Irak dan menikah seorang “pengkhotbah jihad” setelah suami pertamanya tewas saat memerangi tentara Amerika. ”Dia mencintai anak-anak,” kata Dulmaimi mengacu pada sosok Baghdadi.
“Dia idola mereka. Dia adalah orang yang sangat baik dalam hal itu, tapi hubungan saya dengan dia adalah dangkal,” ujarnya.
Dia mengklaim bahwa dirinya tinggal dengan istri dan anak-anak Baghdadi yang lain. Namun, setelah hamil Dulmaimi memutuskan untuk meninggalkan Baghdadi.
”Saya meninggalkannya, ya, Anda bisa mengatakan bahwa saya melarikan diri dari dia. Itu tidak ada hubungannya dengan dia sebagai sosok pribadi, saya tidak senang saat dia tidak adil pada istri pertamanya, dia sangat marah. Itu mengapa saya meninggalkannya,” kata Dulmaimi.
”Saya tidak mencintainya. Dia adalah orang yang penuh teka-teki. Anda tidak bisa berdiskusi atau mengadakan percakapan normal dengan dia,” paparnya.
Otoritas keamanan Suriah telah diduga Dulmaimi sebagai teroris dan percaya bahwa ayahnya adalah pemimpin kelompok Al-Nusra. Setelah melarikan diri dari Baghdadi, dia dipenjara di Suriah dan di Libanon.
Dia tukar tahanan dengan tentara Libanon pada bulan November 2015 dan sekarang tinggal dengan suaminya seorang warga Palestina di sebuah lokasi rahasia. Dia selalu waspada pada Baghdadi yang mungkin mencoba untuk menculik putrinya, Hagar, yang ingin melakukan perjalanan ke Eropa untuk belajar. Selama wawancara, Dulamimi mengecam serangan ISIS di Paris dan Brussels.
EmoticonEmoticon