Jakarta - Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menjelaskan pertemuan yang dilakukan dengan PP Muhammadiyah. Pertemuan diisi dengan diskusi masalah terorisme dan radikalisme, salah satunya juga soal Siyono.
"Intinya ke Polri ada beberapa hal disampaikan pertama silahturahmi, kedua mengajak berdiskusi masalah terorisme radikalisme," jelas Badrodin di Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (4/4/2016).
PP Muhammadiyah yang hadir dalam pertemuan di Mabes Polri antara lain Ketum PP Muhammadiyah Haidar Nasir, Ketua PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas dan lainnya.
Salah satu yang disinggung mengenai proses autopsi Siyono yang dilakukan Muhammadiyah. Istri Siyono, Suratmi mengadu ke Muhammadiyah soal suaminya yang meninggal saat dibawa Densus 88.
"Tadi Pak Busyro ngasih masukan proses di sana begini-begini ya kami terima nanti kita cocokan, kami juga proses. Tunggu hasil nanti cocokan hasil pemeriksaan internal," jelas Badrodin.
Badrodin juga mengungkapkan proses di Propam sudah selesai pemeriksaan pada petugas Densus 88.
"Ada perlawanan kenapa tidak borgol? Itu prosedur kooperatif ya berarti risiko kamu. Saya katakan, ya semua tentu harus dijelaskan. Oleh karena itu saya sampaikan silahkan lanjutkan itu bagian dari kontrol sosial," tuturnya.
Jadi, soal risiko ketika terduga teroris ditahan dan melawan sepenuhnya di tangan petugas itu.
"Kan disesuai pelanggaran apa kalau SOP ya, pasti kode etik. Itu kalau pelanggaran meninggal, ditebak ya itu pidana kan. Kita belum tahu hasilnya," tutup dia.
(ed/dra) sumber : detik.com
EmoticonEmoticon