Donasi atau sumbangan memang biasanya bersifat sukarela. Sebab itu, salah seorang pelanggan merasa tak terima saat gerai kopi Starbucks memotong kembaliannya sebagai bentuk donasi tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Pembeli bernama Juhani Waty ini pun mengunggah foto nota pembayaran sekaligus uneg-unegnya di Facebook. Ia tak mempermasalahkan jumlah uangnya, melainkan tentang tak adanya informasi sumbangan itu terlebih dahulu.
Saat itu Juhani mengunjungi Starbucks dengan suaminya untuk bertemu klien. Setelah acara ngopi selesai, ia kemudian membayar dan mengecek nota pembayaran. Juhani yang merasa sebelumnya tak mendapat tawaran untuk berdonasi langsung protes saat tahu kembaliannya telah dipotong.
"Saya tanya: apa ini harus? Kata kasir: ini sdh ketentuan management. Saya tanya lagi: Donasi untuk apa? Kata kasir: untuk yayasan orang orang miskin," tulis Juhani di postingannya. "Saya tanya: Kenapa anda tdk tawarkan ke customer mengenai donasi ini? Kan ini sifatnya sumbangan, hrs nya ditawarkan. Kasir ngotot: ini sdh ketentuan management. Saya jg ngotot: Kalau sy tdk mau?"
"Bingunglah mereka. Akhirnya spv turun dan setuju 1000 dikembalikan," lanjut Juhani. "ENAK SJ ASAL AMBIL UANG ORANG TANPA KASIH TAHU. Lha seribu rupiah sekali transaksi, berapa juta yg mereka terima dr hasil ngrampok 1000 rupiah. Memang percaya mereka mau kasih ke yayasan orang orang miskin? Bullshit.... Bohong besar." (wk/kr)
EmoticonEmoticon