MAGELANG- Setiap habis shalat, Ahmad Basri (43), selalu berdoa agar kakak sepupunya, Santoso, bertaubat dan menyerahkan diri kepada pihak berwajib. Santoso merupakan buronan terduga teroris paling dicari oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri dan TNI.
“Saya selalu berdoa sehabis shalat, supaya Santoso sadar, bertaubat lalu menyerahkan diri," kata Basri, di temui di Balai Desa Adipuro, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Selasa (12/4/2016).
Basri menerangkan, Santoso memang memiliki saudara yang tinggal di lereng Gunung Sumbing itu. Ayah Santoso bernama Irsan berasal dari Dusun Prampelan, Desa Adipuro, Kecamatan Kaliangkrik. Sedangkan ibunya bernama Tuminah berasal dari Dusun Gendol, Desa Sukamakmur, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang.
"Sekitar tahun 1970, pakde (ayah Santoso) dan keluarganya mengikuti program transmigrasi ke Sulawesi," katanya.
Sejak saat itu, keluarga Santoso jarang melakukan komunikasi dengan saudara-saudaranya di Magelang. Terakhir sekitar tahun 1998 atau selepas lulus SMA, kata Basri, Santoso pernah datang ke rumahnya di Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Saat itu, Santoso diperintah orangtuanya untuk menjual tanah ukuran 9 x 6,5 meter persegi di Kecamatan Kaliangkrik yang kemudian ia beli untuk membangun rumah. Setelah Santoso kembali Sulawesi, orang tua Santoso juga datang ke dusun Prampelan.
"Orang tuanya datang ke sini beberapa lama setelah Santoso pulang ke Sulawesi. Setelah itu orang tuanya pergi ke Sumatera, tidak kembali ke Sulawesi," ujar dia.
Sejak itu ia tidak lagi menjalin komunikasi dengan Santoso dan keluarganya. Menurut dia, saat itu tidak ada hal aneh atau janggal pada diri Santoso. Ia sebatas mengenal Santoso sebagai pemuda biasa yang baru saja lulus dari SMA.
"Kalau wajahnya (Santoso) saya sudah lupa, mungkin kalau ketemu di jalan saya pangling," ujar dia tersenyum.
Belakangan ia baru mengetahui Santoso karena santer diberitakan di media massa setelah diduga terlibat aksi terorisme.
Santoso menjadi buronan Densus 88 Antiteror Mabes Polri dan TNI hingga saat ini. Dugaan itu semakin kuat setelah sekira dua bulan lalu, ada petugas yang mengaku dari Densus 88 Mabes Polri, TNI dan personel dari Polres Magelang datang ke rumahnya di Dusun Prampelan.
"Empat kali ada petugas yang datang ke rumah, nanya-nanya soal Santoso," kata dia.
Waluyo, Kepala Desa Adipuro, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, juga mengaku telah didatangi petugas Densus 88 Anti Teror Mabes Polri, Mabes TNI dan Polres Magelang.
“Mereka tanya-tanya tentang Santoso, saya tidak kenal banyak, hanya tahu kalau orangtuanya asli dan pernah tinggal di sini sebelum kemudian ke Sulawesi," kata dia. sumber : , KOMPAS.com
EmoticonEmoticon