loading...
loading...
Showing posts with label news. Show all posts
Showing posts with label news. Show all posts
Pengurus Yayasan Akbid Putri Bangsa Tewas Gantung Diri

Pengurus Yayasan Akbid Putri Bangsa Tewas Gantung Diri

5:05 AM Add Comment
 Ilustrasi (net)
PARIAMAN – Sesosok jasad lelaki ditemukan tergantung di salah satu ruangan di lokasi proyek pembangunan kampus baru Akademi Kebidanan (Akbid) Putri Bangsa di Desa Cimparuah, Kecamatan Pariaman Tengah, Kamis (17/3) sekitar pukul 06.30 WIB.
Sosok jasad tersebut kemudian diketahui adalah Jhon Peldi yang akrab disapa Jhon Tengge (48). Ia tercatat sebagai salah seorang pengurus Yayasan Putri Bangsa milik keluarganya yang menaungi keberadaan Akbid Putri Bangsa Pariaman.
Jhon Peldi sendiri merupakan kakak kandung almarhum Ahmad Yani, politisi Golkar yang juga mantan Ketua Yayasan Akbid Putri Bangsa yang ditemukan meninggal dunia di salah satu hotel di Padang beberapa waktu lalu.
Kakak sepupu korban, Ajo Feri mengatakan, jasad Jhon Peldi pertama kali ditemukan dalam kondisi tergantung oleh salah seorang pekerja bangunan yang bekerja di proyek pembangunan gedung kampus baru Akbid Putri Bangsa di Cimparuah pada Kamis pagi.
Pekerja bangunan kemudian memberitahu keponakan korban bernama Putra yang sama-sama bekerja di proyek tersebut. Putra kemudian memberitahukan peristiwa tersebut kepada pihak keluarga. Dalam sekejap, lokasi kejadian telah dipenuhi oleh warga.
Kata Ajo Feri, keterangan Putra, saat ditemukan tergantung, mulut omnya Jhon Peldi terlihat sedang menggigit sapu tangan. Dia menduga korban sengaja menggigit sapu tangan untuk menghilangkan rasa sakit saat melakukan aksi gantung diri.
Setelah polisi datang, jasad kemudian diturunkan dan dibawa ke RSUD Pariaman untuk divisum. Dari hasil visum sementara, tak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
Kepala Satuan Reskrim Polres Pariaman, AKP. Hidup Mulya mengatakan, dari hasil visum tim dokter IGD RSUD Pariaman sementara disimpulkan korban tewas dalam kondisi wajar. Bukan tewas akibat aksi kekerasan atau sengaja dibunuh.
Namun, pihaknya tetap akan melakukan upaya penyelidikan untuk memastikan penyebab korban tewas gantung diri. Olah tempat kejadian peristiwa dilakukan, ejumlah keterangan saksi, termasuk pihak keluarga telah dikumpulkan.(tomi) sumber : http://hariansinggalang.co.id/pengurus-yayasan-akbid-putri-bangsa-tewas-gantung-diri/
 Kabut Asap Tipis Mulai Selimuti Dumai

Kabut Asap Tipis Mulai Selimuti Dumai

4:59 AM Add Comment
 Ilustrasi (antara foto)

PEKANBARU – Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru mendeteksi adanya kabut asap tipis yang menyelimuti Dumai, Riau, Kamis (17/3) pagi.
Kepala BMKG Pekanbaru Sugarin, di Pekanbaru, mengatakan berdasarkan pantauan kabut tipis mulai menyelimuti Kota Dumai sejak pukul 07.00 WIB pagi dengan jarak pandang berkisar lima kilometer.
Dia menjelaskan, saat ini secara keseluruhan terdapat tiga titik panas di Riau, namun hanya satu titik api atau indikasi adanya kebakaran lahan dan hutan dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen.
“Satu titik api itu berada di Kota Dumai,” ujarnya lagi.
Sejumlah wilayah lainnya, seperti Pekanbaru, Pelalawan, dan Indragiri Hulu terpantau udara kabur.
Menurut analis BMKG Pekanbaru Slamet, udara kabur tidak berarti akibat dampak kebakaran lahan dan hutan. “Bisa jadi diakibatkan fog yang akan menghilang menjelang siang,” katanya pula.
Keberadaan titik panas maupun titik api di Riau mulai kembali terdeteksi pada Kamis hari ini setelah pada Rabu (16/3) lalu dipastikan Nihil. (*/lek) Sumber: antara
Punya Tradisi Makan Unik, Daerah di Indonesia Ini Diusulkan Jadi Warisan Dunia

Punya Tradisi Makan Unik, Daerah di Indonesia Ini Diusulkan Jadi Warisan Dunia

12:05 AM Add Comment
   Dua wanita berpakaian adat Minangkabau.  (ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi yang unik dan menjadi ciri khas daerah tersebut. Salah satunya adalah tradisi makan bersama di Kota Sawahlunto, Sumatra Barat, yang dikenal dengan sebutan Makan Bajamba.

Prosesi Makan Bajamba yang merupakan salah satu tradisi khas Suku Minang ini sudah menjadi agenda rutin Pemerintah Kota Sawahlunto disetiap memeringati hari jadi daerah yang saat ini diajukan oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk menjadi warisan dunia ke UNESCO.

Prosesi Makan Bajamba yang menjadi salah satu agenda tahunan dalam peringatan hari jadi Kota Sawahlunto, pernah dicatatkan sebagai rekor baru oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) pada 1 Desember 2006.
Pada prosesi di tahun tersebut, Makan Bajamba diikuti tak kurang dari 16.123 yang merupakan warga kota itu utusan dari sepuluh lembaga Kerapatan Adat Nagari (KAN), 37 Kelurahan dan Desa dari empat kecamatan yang ada di kota itu serta para pelajar dari 65 Sekolah Dasar, sembilan SLTP dan delapan SLTA serta utusan masyarakat adat dari berbagai etnis di kota itu, dengan mengenakan busana tradisional dari daerah masing-masing.

Pada zaman dahulu, kegiatan tersebut biasa dilaksanakan pada perhelatan besar sebagai simbol rasa kebersamaan, prosesi tersebut didahului dengan kegiatan saling berbalas pantun atau biasa dikenal dengan Pantun Pasambahan oleh pemangku adat dan ninik mamak masing-masing kaum sebagai bentuk penghormatan kepada para undangan yang hadir.

Sebagai rangkaian peringatan hari jadi Kota Sawahlunto ke-127 yang jatuh pada tahun ini, tradisi makan bersama tersebut pun akan kembali digelar. Dalam prosesi Makan Bajamba, menu makanan yang ditampilkan tidaak hanya terbatas pada masakan dari wilayah Sumatra Barat saja, namun juga mengikutsertakan menu masakan dari berbagai daerah di Indonesia.

Pada perhelatan Makan Bajamba tahun ini, misalnya, pihak panitia juga mengundang Paguyuban Warga Sunda (PWS) Kota Sawahlunto untuk ikutserta. Ketua PWS Sawahlunto, Dudu Darmawan, mengatakan pihaknya akan menghadirkan masakan khas suku Sunda untuk dihidangkan pada perayaan tahunan tersebut, yang kesemuanya diolah secara bersama-sama sebagai perlambangan semangat gotong royong.

Salah satu menu masakan khas Sunda yang akan ditampilkan, menurut Dudu, adalah hidangan nasi tumpeng lengkap dengan berbagai lauk pauknya, asinan rengginang dan lain sebagainya.
"Kesemuanya akan dikemas dengan tidak melupakan cara penyajian yang menjadi ciri khas prosesi makan bajamba, yakni makan bersama dalam satu lingkaran beranggotakan beberapa orang yang merupakan perlambangan rasa persatuan dan kesatuan yang terjalin dalam semangat kebersamaan masyarakat adat berbagai etnis yang ada di kota ini," kata dia.

Telur Burung Garuda di Minangkabau

11:55 PM Add Comment
 
Sebuah telur raksasa sepanjang 60 sentimeter disimpan di Rumah Gadang Mande Rubiah di Lunang Silaut, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Warga meyakini telur tersebut berasal dari induk burung garuda.

Sekilas rumah gadang tersebut berbeda dengan rumah gadang lainnya di Minangkabau, seperti bagian atap tidak memiliki gonjong atau tanduk kerbau.
Seperti yang dikutip dari ruangpojok.com , Mande Rubiah sendiri diambil dari nama tokoh kharismatik di Minangkabau yang juga disebut Bundo Kanduang. Dia terbuang dari Kerajaan Pagaruyung dan mengasingkan diri di Lunang Silaut setelah keluarga raja dilanda konflik ratusan tahun lalu.

Rumah gadang tersebut termasuk dalam situs cagar budaya Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Batusangkar Pemprov Sumbar dan Kepulauan Riau. Saat ini rumah gadang tersebut ditinggali oleh keturunan Bundo Kanduang ke-7.

Di dalamnya tersimpan sejumlah barang pusaka Minangkabau, salah satunya sebuah telur raksasa. Masyarakat sekitar menyebutnya talua buruang garudo atau telur burung garuda.

Anak Mande Rubiah generasi ke-7, Rajo Mudo, menjelaskan, telur tersebut ditemukan oleh seorang pendekar Minang di daerah Tarusan, Pesisir Selatan, ratusan tahun lalu. Telur tersebut ditemukan di dalam lubang.

Dia menambahkan, warga meyakini telur tersebut berasal dari burung garuda karena ukurannya sangat besar. Berdasarkan cerita yang diyakini masyarakat, ukuran burung garuda saat itu sangat besar. Bahkan bentang sayapnya bisa menutupi separuh kampung Lunang Silaut. Burung garuda biasa bersembunyi di kawasan perbukitan di Pesisir Selatan.

Agar dapat bertahan lama, isi telur dikeluarkan dari cangkangnya.

Walaupun belum ada penelitian yang menyatakan telur tersebut berasal dari induk burung garuda, namun masyarakat tetap meyakininya karena informasi tersebut datang dari nenek moyang mereka.

[embedded content]

4 Prosesi Unik Pernikahan dalam Adat Minangkabau

4 Prosesi Unik Pernikahan dalam Adat Minangkabau

11:48 PM Add Comment

4 Prosesi Unik Pernikahan dalam Adat Minangkabau

Penulis: Fariana

Beritahati.com, Jakarta - Adat dan budaya alam Minangkabau memang unik. Sebagaimana kebudayaan pada umumnya, budaya Minangkabau adalah pembeda, ia adalah ciri khas, jati diri dan penanda asal-usul dari seseorang. Sehingga selama anak-anak Minangkabau masih memegang teguh warisan budayanya itu, dimana pun ia hidup, kemanapun ia pergi ia tidak akan kehilangan identitas. Anak-anak Minang itu tidak akan kehilangan asal-usul, mereka masih memiliki kampung halaman untuk pulang. Atau minimal, ketika ada yang bertanya “orang mana?” mereka bisa dengan bangga bilang “orang Minang”. Salah satu contoh yang sangat populer dari masih kentalnya budaya Minangkabau adalah prosesi pernikahan yang masih menggunakan gaya pernikahan Minangkabau—meskipun mereka besar dan telah lama menetap di rantau sekalipun.

Bicara soal pernikahan, pernikahan adat Minangkabau adalah momentum yang sangat penting bagi orang Minang. Tidak hanya bagi kedua pengantin dan keluarga besar, melainkan juga bagi masyarakat sekitar.  Saat sebuah keluarga menggelar pernikahan maka masyarakat sekitar akan membantunya, hal itu akan dilakukan bergilir dalam konsep gotong-royong atau julo-julo (arisan). Pernikahan adat Minangkabau itu sendiri memiliki keunikan tersendiri. Sebelum dan sesudah ijab kabul harus didahului dengan tahapan-tahapan yang panjang. Apa saja tahapan itu, yuk disimak.

1.  Maresek
Maresek Prosesi pertama dalam rangkaian pernikahan dalam adat Minangkabau adalah dengan adanya pertemuan awal pihak keluarga laki-laki dan keluarga perempuan. Prosesi ini dinamakan maresek. Pihak keluarga perempuan mengunjungi pihak keluarga laki-laki, tujuannya adalah memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud agar kedua pihak dapat disatukan dalam naungan pernikahan. Lazimnya pada tahapan ini pihak keluarga yang datang membawa buah tangan berupa kue-kue atau buah-buahan. Prosesi ini ada juga yang menyebutnya dengan manapiak bandua.

2.  Maminang dan Batimbang Tando
Maminang berarti meminang, adalah prosesi dimana pihak laki-laki mendatangi pihak perempuan untuk meminang perempuan bagi keluarga mereka. Sedangkan, batimbang tando atau batuka tando berarti bertukar tanda. Tanda yang paling umum adalah cincin namun tidak harus dengan cincin, boleh berupa janji untuk melangsungkan pernikahan. Penetapan tanggal pernikahan juga bisa diputuskan pada tahapan ini atau boleh ditunda agar pihak keluarga bisa berembuk dan disampaikan ketika sudah mendapatkan keputusan.

3.  Mamintak Izin dan Mahanta Siriah
Mahanta-siriah Mamintak izin adalah prosesi dimana calon marapulai (mempelai pria) memberi tahu dan memohon izin/doa dari mamak-mamaknya, saudara-saudara ayahnya, kakak-kakaknya yang telah berkeluarga dan kepada orang-orang lain yang dihormati dalam keluarganya. Hal yang sama dilakukan pula oleh calon anak daro (mempelai wanita) yang diwakili kerabat perempuan yang sudah berkeluarga dalam keluarganya. Calon mempelai pria membawa bungkusan/tas/lainnya yang berisi daun nipah dan tembakau–zaman sekarang digantikan dengan rokok. Sementara bagi keluarga calon mempelai wanita akan menyertakan sirih lengkap. Tiap keluarga dalam kaum mereka didatangi satu persatu dan disampaikan rencana pernikahannya dan bagaimana perhelatannya. Keluarga yang didatangi akan memberikan bantuan untuk ikut memikul beban dan biaya pernikahan sesuai kemampuan, meskipun hanya satu kilogram gula pasir.

4.  Malam Bainai
Maminang Prosesi ini sangat populer sebab ada lagunya. Malam bainai adalah prosesi dimana diletakan tumbukan halus daun pacar merah atau daun inai ke kuku-kuku calon anak daro. Tradisi ini adalah ungkapan kasih sayang dan doa restu dari para sesepuh keluarga mempelai wanita. Tak cukup sampai di situ pertunjukan kasih sayangnya, pada beberapa daerah/nagari di Minangkabau calon mempelai wanita juga digiring untuk acara mandi-mandi pada siang atau sore hari sebelum malam bainai itu. Seiring perkembangan zaman (dan akultrasi nilai-nilai Islam di dalam adat) acara mandi-mandi ini diganti secara simbolik sebelum proses bainai. Di mana para sesepuh dan kedua orang tua akan memercikkan air harum tujuh kembang kepada calon anak daro, setelah itu barulah kuku-kuku calon mempelai wanita tadi diberi inai.

Sumber : http://www.beritahati.com/berita/7273/4+Prosesi+Unik+Pernikahan+dalam+Adat+Minangkabau
loading...