China Luncurkan Pesaing Sistem GPS AS

Beijing, China - China selangkah lebih jauh dalam mengakhiri ketergantungannya pada satelit navigasi milik Amerika Serikat (AS). Pekan ini, negeri Tirai Bambu tersebut meluncurkan Beidou, sistem GPS (Global Positioning System) milik sendiri.

Sedikit menengok ke belakang, China mulai berupaya untuk tidak bergantung pada sistem navigasi global milik AS pada tahun 2000. China saat itu mulai meluncurkan sepasang satelit GPS eksperimen ke orbit.

Ran Chengqi, juru bicara pengembangan Beidou mengatakan sistem GPS mereka akan meliputi sebagian besar wilayah Asia Pasifik di tahun depan dan ditargetkan mencakup seluruh belahan dunia pada 2020.

"China sudah meluncurkan 10 satelit untuk mendukung Beidou dan akan meluncur enam satelit lagi tahun depan," ujarnya seperti dilansir Telegraph, Rabu (28/12/2011).

Media setempat menyebutkan, sistem ini nantinya akan didukung 35 satelit yang akan digunakan untuk keperluan berbagai bidang termasuk perikanan, meteorologi dan telekomunikasi.

China memang memiliki ambisi besar menguasai teknologi, terutama yang berhubungan dengan luar angkasa, termasuk mendirikan stasiun luar angkasa dan menerbangkan manusia ke bulan.


( rns / ash ) Sumber : DetikNet

Tiap 1 Menit, 2 Juta Orang Nonton Pornografi Online

Jakarta - Ternyata, banyak hal menarik terjadi dalam waktu 60 detik atau 1 menit di jagat teknologi. Misalnya dalam waktu sangat singkat itu, 2 juta orang nonton pornografi online.

Go Globe, sebuah perusahaan desain website merilis infografis tentang kejadian menarik di dunia teknologi yang muncul dalam satu menit. Tentunya dengan mengambil data statistik terkait.

Cukup banyak data ditampilkan, dari penjualan handset, komputer sampai transaksi keuangan via internet. Berikut data-data yang dikeluarkan oleh Go Globe, seperti detikINET kutip dari BGR, Kamis (29/12/2011):

- 710 komputer terjual di seluruh dunia, 555 di antaranya memakai prosesor buatan Intel
- 1.820 TB data tercipta, cukup besar sehingga bisa ditampung dalam 2,6 juta CD
- 242 komputer terinfeksi program jahat
- 450 CD Windows terjual di seluruh dunia
- 925 iPhone 4S dan 85 iPad laku terjual
- 11 unit konsol game Xbox 360 terjual
- 18 tablet Amazon Kindle Fire terjual
- 38 ton sampah elektronik dihasilkan
- 4.000 perangkat USB dibeli konsumen
- 2.500 kartridge terjual
- 2.100 pengguna check in di Foursquare
- 2 juta pengguna internet menyaksikan pornografi online
- Google menuai pendapatan USD 75 ribu
- 1,1 juta percakapan terjadi via instant messenger
- 103 unit BlackBerry terjual
- 1.100 akre tanah digarap di Farmville
- Terjadi transaksi senilai USD 219 ribu via PayPal
- 950 pembelian dilakukan via eBay
- 12 website kena hack
- 1.400 disc film disewakan online melalui penyedia layanan Redbox

( fyk / eno )

Vietnam: Zuckerberg Yes, Facebook No

Santi Dwi Jayanti - detikinet

Mark Zuckerberg (Ist.)

Ha Long Bay - Pemerintah Vietnam diketahui membatasi warganya untuk mengakses Facebook. Namun hal ini tidak lantas membuat bos Facebook, Mark Zuckerberg dilarang bertandang ke sana.
Zuckerberg malah menghabiskan liburannya bersama sang kekasih -- Priscilla Chan -- di salah satu tempat wisata di Vietnam, Ha Long Bay. Media lokal memberitakan bahwa Zuckerberg mendarat di Vietnam pada tanggal 22 Desember lalu.

CEO Facebook berusia 27 tahun ini rupanya benar-benar memanfaatkan waktunya di Vietnam. Dikatakan oleh Deputy Manager Topas Ecolodge bahwa Zuckerberg menghabiskan liburan Natal di pegunungan dekat Sapa dan naik kerbau.

Perjalanan Zuckerberg ke Vietnam, sama seperti perjalanannya ke China dan Thailand di tahun sebelumnya, di mana sebenarnya perjalanan tersebut sangat dirahasiakan. Dilaporkan, bodyguard Zuckerberg berusaha keras mencegah orang-orang yang ingin mengambil foto majikannya tersebut.

Dikutip detikINET dari ABCNews, Selasa (27/12/2011) bahwa negara Vietnam sendiri sangat agresif dalam memberlakukan larangan penggunaan Facebook. Akan tetapi, anak-anak muda di sana bisa dengan mudah menyusup ke situs ini dan hingga kini Facebook memiliki 4 juta anggota di sana.


( sha / ash )

Hacker China Dituding Jebol Sistem Komputer Kadin AS

Trisno Heriyanto - detikinet

Jakarta - Peretas China dituding terlibat dalam aksi pembobolan sistem pertahanan komputer milik Kamar Dagang dan Industri Amerika Serikat yang terjadi tahun lalu. Sejumlah data penting para anggotanya pun diduga berhasil diintip.

Tuduhan itu dilontarkan Federal Bureau of Investigation (FBI) yang menemukan bahwa, salah satu server di China memiliki sejumlah data rahasia yang diduga dicuri dari lembaga tersebut.

Namun hal itu dibantah oleh pemerintah China. "Tak ada yang bisa dikatakan soal tuduhan tidak mendasar itu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Liu Weimin.

Seperti dilaporkan WSJ dan dikutip detikINET, Jumat (23/12/2011), meski sudah terjadi selama setahun namun aksi itu baru terendus baru-baru ini, dan belum diketahui data apa saja yang berhasil diciduk oleh pelaku.

Saat ini Kamar Dagang dan Industri milik Amerika Serikat dihuni oleh ratusan anggota yang sebagian besar mewakili industri penting dari Negara Adidaya tersebut.


( eno / ash )

Hacker Curi Data Apple, Microsoft dan Pemerintah AS

Trisno Heriyanto - detikinet

Ilustrasi (dailymail)

Washington - Grup hacker Anonymous lagi-lagi bikin heboh. Kali ini kelompok tersebut mengklaim telah berhasil meretas situs Stratfor, perusahaan yang memiliki klien besar seperti Apple, Microsoft dan sejumlah lembaga penting pemerintah Amerika Serikat.

Stratfor sendiri merupakan salah satu perusahaan yang menawarkan jasa konsultasi soal taktis dan strategi intelijen, analis keamanan sebuah perusahaan, dan demografi politik di beberapa negara.

Konon perusahaan asal Amerika Serikat itu memiliki beberapa klien yang amat dijaga kerahasiaannya seperti US Defense Department, US Army, Air Force, lembaga penegak hukum, kontraktor keamanan, dan perusahaan teknologi terkemuka seperti Apple dan Microsoft.

Dikutip detikINET dari AFP, Senin (26/12/2011), grup hacker Anonymous mengaku telah berhasil mendapatkan ribuan data penting milik perusahaan yang menggunakan jasa Stratfor, termasuk Apple dan Microsoft.

Hal itu pun coba dibuktikan dengan membeberkan sejumlah bukti seperti screenshot data, serta link khusus merujuk ke klien Stratfor yang sebenarnya bersifat sangat rahasia.

Ironisnya, grup peretas yang mencuat namanya akibat skandal situs 'whistleblower' WikiLeaks itu menyebutkan bahwa Stratfor tidak melakukan enkripsi terhadap data para penggunanya, sehingga dapat dengan mudah sekali dibaca.

"Anonymous hacks and discredits @STRATFOR intelligence company. Maybe they should learn what encryption is," tulis grup tersebut.